Selasa, 21 Desember 2010

Kurang Tidur

Anda pernah merasa uring-uringan dan pusing? Mungkin saja hal itu akibat kurang tidur. Jangan pernah anggap remeh keadaan ini! Kurang tidur dapat memengaruhi kehidupan seksual, daya ingat, kesehatan, penampilan, dan bahkan membuat tubuh Anda 'melar'.
Berikut ini 10 hal mengejutkan yang terjadi akibat kurang tidur:
1. Kecelakaan Kurang tidur adalah salah satu faktor bencana terbesar dalam sejarah selain kecelakaan nuklir di Three Mile Island tahun 1979, tumpahan minyak terbesar Exxon Valdez, krisis nuklir di Chernobyl 1986, dan lain-lain.
Terdengar berlebihan, tapi Anda harus sadari kurang tidur juga berdampak pada keselamatan Anda setiap hari di jalan. Mengantuk dapat memperlambat waktu anda mengemudi setara ketika anda mabuk saat menyetir.
Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika memperkirakan bahwa kelelahan merupakan penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian terjadi selama setahun di AS. Di mana korbannya orang di bawah umur 25 tahun.
Studi yang sama menunjukkan, jika Anda kurang tidur atau memiliki kualitas tidur yang rendah dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera saat bekerja. Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluh mengantuk berlebihan di siang hari rentan terluka saat bekerja dan secara terus menerus mengalami kecelakaan yang sama saat berkerja.
2. Konsentrasi menurun Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal. Pertama, mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam "menguatkan" memori dalam pikiran. Jika Anda tidak cukup tidur, Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan alami selama seharian.
3. Masalah kesehatan serius Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat membawa Anda pada risiko :
* Penyakit jantung * Serangan jantung * Gagal jantung * Detak jantung tidak teratur * Tekanan darah tinggi * Stroke * Diabetes
Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita insomnia- gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malam - juga mengalami risiko kesehatan serupa.
4. Gairah seks menurun Para ahli melaporkan, kurang tidur pada pria dan wanita menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang meningkat.
Bagi pria yang mengidap sleep apnea- masalah pernapasan yang mengganggu saat tidur, menyebabkan gairah seksual melempem. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah. Dan hampir setengah dari orang yang menderita sleep apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.
5. Menyebabkan depresi Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala depresi.
Gangguan tidur yang paling umum, yaitu insomnia yang memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 melibatkan 10.000 orang, terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi.
Insomnia dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi dan depresi membuat anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.
6. Memengaruhi kesehatan kulit Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur. Keadaaan tersebut benar karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah dan lingkaran hitam di bawah mata.
Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol. Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit, atau protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis.
Kurang tidur juga dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan. Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.
"Ini terjadi saat tubuh sedang tidur nyenyak- yang kami sebut tidur gelombang lambat (SWS) - hormon pertumbuhan dilepaskan," kata Phil Gehrman, PhD, CBSM, Asisten Profesor Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program Behavioral Sleep Medicine Universitas Pennsylvania, Philadelphia.
7. Pelupa Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup Anda? Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut "“sharp wave ripples” bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.
8. Tubuh jadi melar Jika Anda mengabaikan efek kurang tidur, bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan, dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, orang-orang yang tidur kurang dari enam jam sehari, hampir 30 persen cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari.
Penelitian terakhir terfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan. Ghrelin merangsang rasa lapar dan leptin memberi sinyal kenyang ke otak dan merangsang nafsu makan. Waktu tidur singkat dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan dalam ghrelin.
Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu makan. Hal ini juga merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat. Riset yang tengah berlangsung meneliti apakah tidur yang layak harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan.
9. Meningkatkan risiko kematian Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor. Bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
10. Merusak penilaian terutama tentang tidur Kurang tidur dapat memengaruhi penafsiran tentang peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat dan bijaksana. Anda yang kurang tidur sangat rentan terhadap penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang terhadap sesuatu.
Dalam dunia yang serba cepat saat ini, kebiasaan tidur menjadi semacam lencana kehormatan. Spesialis mengenai tidur mengatakan, Anda salah jika berpikir Anda baik-baik saja meski kurang tidur karena di mana pun Anda bekerja pada profesi apa pun, akan menjadi masalah besar bila Anda tidak dapat menilai sesuatu dengan baik.
"Studi menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, orang-orang yang tidur selama 6 jam, bukannya 7 atau 8 jam sehari, mulai merasa bahwa mereka telah beradaptasi dengan keadaan kurang tidur. Mereka sudah terbiasa dengan hal itu," kata Gehrman.
"Tapi jika Anda melihat hasil tes kinerja dan kewaspadaan mental, nilai mereka terus memburuk. Hal itu menjelaskan bagaiamana kurang tidur menganggu aktivitas kita sehari-hari."
Tak sekadar gaji

Dari sisi ergonomi kantornya, perusahaan sebenarnya telah memperhatikan pengaruh human factor engineering, yang menurut Ronny Hanggoro, M.Psi., staf konselor pada Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, amat penting bagi profesi Nugroho yang membutuhkan atmosfir untuk menelurkan ide-ide kreatif.

Dari faktor nonfisik, dengan melihat kepribadian Nugroho yang supel dan mudah bergaul, Ronny memperkirakan, “Hubungannya dengan teman kerja pasti baik. Sebab, faktor kebersamaan, disukai atau dihargai teman, menjadi penting dalam suatu komunitas. Yang perlu dikhawatirkan, adalah faktor kepuasan kerja. Ide-ide Nugroho, yang berpendaran saat rapat mingguan, memang tak semuanya disetujui manajemen. Apakah itu melukai hatinya?

“Ah, emang gue pikirin. Tugasku melontarkan ide, lalu mengimplementasikan ide-ide yang sudah disetujui ke dalam planning, action, dan monitoring. Untuk itu aku digaji,” ujar Nugroho pada karibnya Bisroni di kantin, seusai rapat mingguan.

Dari Bisroni, karyawan senior beranak empat, terungkap apa yang dikhawatirkan Ronny. Ide- ide Nugroho justru banyak disetujui pimpinan, dan telah terbukti menyedot banyak nasabah. Bahkan, kantor cabangnya berkali-kali mendapat penghargaan karena berhasil memasarkan kartu kredit dan ATM terbanyak dalam tiga tahun terakhir. Ini semua berkat ide-ide Nugroho.

Di situlah letak masalahnya. Nugroho merasa telah memberi yang terbaik pada perusahaan. Namun, “Perusahaan lupa memberi penghargaan atas talentanya. Sudah hampir lima tahun ia cuma jadi sekrup di divisi marketing. Seharusnya ia sudah menjadi supervisor atau lebih dari itu,” keluh Bisroni. Perusahaan memang memberinya bonus dan kenaikan gaji berkala setiap tahun.

Ronny mengingatkan, tak banyak karyawan yang berprinsip seperti Nugroho, tak mengutamakan gaji, asalkan kerja kerasnya dihargai dengan jenjang karir. Sebaliknya, "Tak sedikit juga orang yang tak mempedulikan kepuasan kerja, yang penting gajinya besar,” imbuh pria 41 tahun, suami Wenita Indrasari ini.

Namun, tambah psikolog yang lulus S1 pada 1990 dan S2 tahun 2000 ini, ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi seseorang memmbang ulang gaji yang telah diterimanya. Yang utama, adalah kenaikan harga yang kian mencekik kantong. Selain itu, dari mulut ke mulut tiba ke telinga si karyawan, bahwa di perusahaan lain, dengan pangkat yang sama dengan dirinya, ternyata gaji yang diterima tiga kali lebih besar misalnya.

Sementara faktor internal, seperti dikatakan Ronny, misalnya dari dalam dirinya sendiri tumbuh rasa ingin lebih dihargai, karena dari dulu kok gajinya tak pernah naik.”

Faktor Kepantasan


* Ia setuju, gaji itu tentunya harus dengan apa yang telah dikerjakan karyawan untuk perusahaan.

Bilamana si karyawan telah bekerja semaksimal mungkin sesuai tuntutan perusahaan, tapi ia dihargai tak sesuai, “Itulah saat matang untuk meminta kenaikan gaji,” senyum ayah dari Pradipto (10 tahun), Prasastro (6,5 tahun), dan Pramudio (5 tahun) ini.

Toh, Ronny juga menganjurkan, sebelum minta naik gaji sebaiknya lihat dulu kondisi keuangan perusahaan. Jika perusahaan sedang menuju collapse, lalu karyawan minta naik gaji, itu sih namanya kurang tahu diri. Yang paling penting, sebelum memohon naik gaji, lihat apakah si karyawan, sebagai pemohon, memang sudah benar-benar “pantas” mendapatkannya.

Jika seseorang merasa sudah bekerja lebih ketimbang imbalanyang diterimanya selama ini, dia harus punya bukti. Misalnya dengan menunjukkan record prestasi (hard copy). Kelayakan itu bisa dihitung, misalnya manhour per jam berapa, lalu bisa dihitung berapa gaji sebulan, “Ini untuk menghindari kita terlalu tinggi menghargai diri sendiri, atau sebaliknya, layak mendapat gaji lebih besar.”

Galibnya maju perang, hasil dari permohonan naik gaji ini, tentu bervariasi. Bisa kalah, bisa juga menang. Katakanlah, jika permintaan ditolak, hendaknya harus dipahami dengan sikap positif. Barangkali keadaan perusahaan belum memungkinkan untuk menaikkan gaji karyawannya. Atau kinerja yang bersangkutan memang masih “pas bandrol”, belum melebihi target perusahaan.

Sebaliknya, jika permintaan diluluskan, karyawan wajib berjanji untuk minimal bisa mempertahankan prestasi yang telah dicapai. Kalau mungkin, ia dapat meningkatkan kinerja, agar kelak bisa melebihi target yang disepakati. Bagaimana pun perusahaan tak akan berdiam diri terhadap prestasi luar biasa yang dicapai karyawannya.

Bisa Berupa Bonus


* Bicara soal kenaikan gaji, sebenarnya ada dua cara bagi karyawan untuk mendapatkan sebagal imbalan prestasi.

Cara ini biasa diterapkan di perusahaan yang sudah menggunakan standar penggajian internasional. Namun, berdasar pengalaman Ronny, ada perusahaan yang merasa paling aman bila apresiasi atas kinerja yang baik seorang karyawan diberikan dalam bentuk bonus.

“Sistem bonus ini menguntungkan perusahaan, karena bersifat sporadis dan sekali bayar, berbeda dengan gaji yang merupakan pengeluaran bersifat repetitif,” jelas Ronny. Sementara, kenaikan gaji diberikan kalau perusahaan sudah mapan.

Insentif kenaikan gaji tersebut diberikan untuk karyawan yang berprestasi agar ia lebih bersemangat. Tentunya kriterianya jelas, prestasi yang bagaimana, ini yang harus dirumuskan organisasi. Yang penting, kenaikan gaji itu jelas wjuannya dan besaran anggarannya.

“Sebaiknya, kenaikan itu didasari fairness, azas keadilan, yakni sesuai dengan apa yang telah diberikan karyawan, sehingga ia layak menerima gaji sebesar itu,” tekan Ronny.

Lalu, berapa besar sih gaji yang memuaskan itu?

Menurut Ronny, semuanya terpulang pada karyawan itu sendiri. Ronny tak mengesampingkan naluri setiap orang yang ingin menyesuaikan gaya hidup dengan gaji yang diterimanya. Terutama penggunaan kartu kredit, kartu belanja, dan segala fasilitas yang sifatnya menunda pembayaran. Sehingga lama kelamaan, gaji yang diterima terasa kurang.

Maka, perlu pengkajian perbagai aspek sebelum seorang karyawan menghadap ke pimpinannya dan berkata, “Bos, gajiku bisa naik enggak?”

***

Arti Dibalik Kenaikan Gaji

Selain merupakan hasil "gerilya" karyawan itu gaji karyawan juga bisa merupakan kebijakan perusahaan. Terkadang kenaikan gaji bukan sekadar bentuk atensi perusahaan terhadap karyawan. Bisa jadi ada makna lain di baliknya. Ronny tak menutup kemungkinan bila pihak manajemen mendomplengkan berbagai kepentingan dalam momentum kenaikan gaji ini.

Sekadar contoh, kenaikan gaji bisa dijadikan alat perusahaan untuk meredam gejolak sosial yang berkecamuk di antara karyawan akibat adanya kesenjangan antarkaryawan. Sebenarnya, dampak langkah ini kurang begitu bagus. Ibarat ingin memberi hadiah, tapi tidak tepat sasaran. Harus dilihat dulu, kesenjangan yang terjadi itu masuk akal atau tidak.

Ronny yang berpengalaman dalam psikologi industri menggambarkan, dalam organisasi perusahaan dikenal blue collar dan white collar, yakni bagian administrasi dan bagian eksekutif. Di antara keduanya pasti ada kesenjangan, gajinya pun tak sama, karena beban tugas dan tanggung jawabnya juga berbeda. Jika keduanya disamakan, justru aneh. Hal-hal seperti ini ada baiknya dijelaskan atau disosialisasikan pihak perusahaan pada karyawan.

Perusahaan juga harus memikirkan kemungkinan gejolak dijadikan alat oleh karyawan. Ketika suatu saat ingin naik gaji lagi misalnya, karyawan akan kembali membuat gejolak. Jika terus terjadi, hal itu akan menjadi preseden buruk.

Kenaikan gaji bisa pula dijadikan alat mengeksploitasi karyawan agar bekerja lebih keras lagi, meskipun kadang tak disadari karyawan. Yang lebih runyam, “Bisa jadi ada pimpinan bagian yang mengusulkan kenaikan gaji karyawannya agar mendapat simpati demi memperoleh dukungan untuk promosi ke kedudukan yang lebih tinggi lagi,” tambah Ronny.

Betapa pun, momentum kenaikan gaji menjadi penting bagi pihak manajemen. Setidaknya, kenaikan gaji itu bisa membuat komitmen baru dengan karyawan, agar meningkatkan kinerja, supaya perusahaan bertambah untung dan kelak karyawan bisa ikut menikmati hasilnya.

Berikut tips dan trik, agar tanpa menuntut dan mengajukan proposa naik gaji, kenaikan gaji Anda tetap dipertimbangkan atasan.

1. Tunjukkan kinerja yang baik.
2. Tumbuhkan sisi positif diri pribadi.
3. Jangan melanggar peraturan perusahaan.
4. Manfaatkan jam kerja seefektif mungkin.
5. Ciptakan prestasi sebanyak mungkin.
6. Jalin hubungan baik dengan rekan kerja, apalagi dengan atasan.
7. Hindari konflik pribadi dengan siapa pun.
8. Tumbuhkan semangat kompetisi dalam memberi kontribusi bagi perusahaan.
9. Nilailah diri secara wajar, sesuai dengan kemampuan, latar belakang, dan prestasi kita.
10.Jangan menuntut melebihi “nilai” diri kita.*

Seputar Natal Pertama


Karena Herodes memberikan perintah untuk membunuh semua anak berusia di bawah 2 tahun di Israel, Maria dan Yusuf lari dari Mesir dengan membawa bayi Yesus.

Mesir saat itu jauh berbeda dengan Mesir yang megah dan kuat padazaman Abraham dan Musa. Kekayaan Mesir telah berlalu. Kota-kota yang berkembang pesat, yang dilewati para Firaun dengan sombongnya telah mengalami kemerosotan. Piramida-piramida besar dan kuil-kuil telah ambruk

Hidup Bagi Allah



Seperti mengucek mata yang tidak ada gunanya, berbuat dosa juga sama tak bergunanya. Salah-salah justru kita mesti menanggung akibat tidak enak setelah melakukannya. Saya tahu harus belajar tegas mengatakan "stop" pada diri sendiri, sebab Tuhan yang ada di dalam kita pasti memberi kemenangan atas dosa. Maka jangan terlena ketika kebiasaan berdosa mulai menggoda. Lawan dan berlarilah menjauh dari dosa. Biarlah kita hidup bagi Allah saja.

MATI BAGI DOSA, HIDUP BAGI ALLAH
HIDUP BAGI DOSA, MATI KEKAL DI HADAPAN ALLAH